Selasa, 24 Agustus 2010

Apa Si Canting Itu?

Canting berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat untuk melukis batik tulis. Canting terdiri dari tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan pegangan. Cucuk atau carat fungsinya seperti mata pena sebagai ujung keluarnya cairan malam ( lilin ). Supaya keluarnya lebih lancar, ujung cucuk ini ditiup dahulu untuk mendinginkan suhu malam. Nyamplung fungsinya sebagai tempat untuk memasukkan malam panas. Cucuk dan nyamplung terbuat dari tembaga, karena tembaga merupakan material yang baik sebagai penghantar panas.
Bagian canting yang ketiga adalah pegangan canting yang terbuat dari bambu. Pada umumnya canting terbuat dari tembaga, dalam perkembangannya fungsi tembaga digantikan dengan teflon. Bahkan ada canting elektrik yang pemanasnya langsung ke nyamplung canting, jadi tidak perlu di panaskan di dalam wajan.

Sebagai alat untuk melukis batik, canting dibedakan menjadi beberapa macam, canting menurut fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk, dan canting menurut banyaknya cucuk atau carat.
1. Canting Menurut Fungsinya
* Canting Rengreng,
Canting batik ini mempunyai cucuk tunggal dan tidak terlalu besar, diameter 1-2.5 mm. Fungsinya untuk membuat pola pertama pada batik tulis atau terkenal dengan istilah merengreng. Pola pertama atau dasar tidak terlalu rumit karena belum ada isian maupun tembokan atau pulasan pada kain.
* Canting Isen
Canting batik isen mempunyai cucuk tunggal dan banyak sesuai dengan motif yang diinginkan, diameter canting ini lebih kecil 0.5-1.5 mm.

2. Canting Menurut Ukurannya
* Canting Cucuk Kecil
Canting bercucuk kecil digunakan untuk membuat isen pada pola batik yang telah direngreng.
* Canting Cucuk Sedang
Canting ini digunakan untuk membuat pola pertama sebagai pola dasar dalam pembuatan batik tulis.
* Canting Cucuk Besar
Digunakan untuk membuat pola-pola yang berukuran besar. Pola tersebut dipilih untuk membuat perbedaan antara pola utama dan pola tambahan. Tapi tidak semuanya pola diperlakukan seperti itu karena akan memakan waktu yang lebih lama untuk memilih pola yang akan diperbesar. Di daerah Trusmi, Cirebon canting ini digunakan untuk membuat tembokan atau pulasan pada kain, biasanya ujung cucuk ditambah dengan balutan kain sehingga diameter yang didapat lebih besar.

3. Canting menurut banyaknya cucuk atau carat

* Canting Cecekan
Canting ini tergolong canting isen yang mempunyai carat tunggal. Fungsinya sebagai pembuat titik-titik isen atau isen lainnya seperti isen ukel, pada motif batik.
* Canting Loron
Diambil dari kata loro ( jawa ) atau dua, yang berarti canting ini mempunyai cucuk dua atas dan bawah. Fungsinya untuk membuat garis rangkap pada pola batik seperti batasan pada bogem.
* Canting Telon
Canting telon mempunyai cucuk tiga berbentuk segitiga sama sisi. Fungsinya untuk membuat pola isen yang berbentuk segitiga.
* Canting Prapatan
Bentuk canting prapatan cucuknya mempunyai empat buah dengan titik pola segi empat. Fungsinya sama seperti canting isen lainnya sebagai pembuat pola isen sehingga menghasilkan pola segi empat.
* Canting Liman
Mempunayai cucuk lima dengan titik bebrbentuk linggaran. Satu sebagai pusatnya dan keempatnya mengelilingi pusat.
* Canting Byok
Canting ini cucuknya berjumlah tujuh atau lebih baisanya jumlahnya ganjil. Fungsinya untuk membuat lingkaran
* Canting Galaran
Canting galaran atau renteng mempunyai mata cucuk yang berbaris dari atas kebawah, jumlahnya empat atau lebih, biasanya berjumlah genap.